Kantong Semar: Tumbuhan Pemakan Daging
Kantong
semar (Nepenthes sp.) adalah satu dari enam genera tumbuhan pemakan
daging (karnivora) yang masuk ke dalam familia Nepenthaceae yang tumbuh
di Indonesia dan beberapa negara lain. Gerena lain dalam familia ini
adalah Dionaea yang dijumpai di Amerika Serikat khususnya di negara
bagian Carolina. Di seluruh dunia terdapat 70 spesies Nepenthes, 40% di
antaranya di pulau Kalimantan dan hanya 10% yang tumbuh di luar negara
Asean. Kantong semar (pitcher plants), di Malaysia sering disebut periuk
kera (monkey pots), sebutan ini paling tepat di tujukan kepada
Nepenthes ampullaria karena bentuknya memang seperti periuk.
Kantong semar bukan bunga, bukan pula
buah melainkan daun yang mengalami modifikasi. Tumbuhan ini umumnya
hidup di tanah tandus, meskipun beberapa jenis juga hidup di tanah
subur, bahkan ada juga yang hidup di tanah yang mengandung belerang
(solfatra). Selain di tanah tandus, tumbuhan ini biasanya hidup di
tanah masam, dan miskin nitrogen. Serangga dan binatang lain yang
dijeratnya memberi tumbuhan ini nitrogen yang diperlukannya. Kantong
semar adalah tumbuhan independent, hidup di tanah, memanjat rendah atau
menjulur bebas.
Distribusi
Di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser
diketahui setidaknya terdapat 6 jenis kantong semar, yaitu Nepenthes
ampullaria, Nepenthes tobaica, Nepenthes densiflora, Nepenthes
gymnamphora, Nepenthes gracillima dan Nepenthes sp.
Nepenthes ampullaria merupakan jenis
yang paling sering dijumpai di daerah dan rawa-rawa di bawah ketinggian
100 meter di atas permukaan laut. Nepenthes tobaica merupakan spesies
endemik yang sering di jumpai di daerah Gunung Kemiri pada ketinggian
2600 – 3000 m.d.p.l. sedangkan di daerah Gunung Bendahara tumbuhan ini
dijumpai pada ketinggian 2000 – 2400 m.d.p.l. dan Di Gunung Mamas,
tumbuhan ini dijumpai pada ketinggian 1500 – 2000 m.dpl. Jenis Nepenthes
gracillima banyak dijumpai di pegunungan Bukit Barisan terutama di
daerah Dairi, di tanah berbatuan yang tandus di antara pakis , rumput
dan ilalang. Nepenthes ampullaria dan Nepenthes albo-marginta juga
dijumpai di dekat pantai.
Karakteristik
Kantong semar merupakan tumbuhan
pemanjat atau menjalar. Daunnya berbentuk antara oval dan lanset,
tunggal tidak bergerigi dan panjang tangkai berkisar antara 5 – 10 cm.
Bagian ujung daun (apex) mengalami pemanjangan, mula-mula bagaikan
bangunan seperti cacing atau cambuk (disebut tendril) sepanjang antara
15 sampai 30 centimeter, bergantung pada jenisnya. Tendril ini berfungsi
untuk memegang ranting dimana ia memanjat, selanjutnya tendril ini
menggelembung membentuk kantong dengan tudung menyerupai tutup sebuah
periuk.
Bentuk dari kantong pada tumbuhan
kantong semar sangat bergantung dari jenisnya. Pada Nepenthes.
ampullaria kantong (pitcher)-nya berbentuj seperti periuk dengan panjang
sekitar 10 cm dan garis tengah mulut kurang lebih 8 cm., sedangkan pada
Nepenthes gracillima lebih menyerupai tabung atau terompet dengan
panjang sekitar 20 cm dan garis tengah mulut ± 8 cm. Karena relatif
berat bagi penyanggnya, umumnya ujung daun (kantong/ pitcher) ini
menjuntai sampai tanah. Pada bagian luar kantong semar terdapat dua
baris bangunan seperti duri (gerigi) vertikal. Sampai saat ini penulis
belum dapat memahami apa fungsi dari bangunan bergerigi ini. Bibir dari
mulut kantong, biasanya warnanya cukup mencolok. Meskipun bentuk dan
ukuran tudung atau tutup kantong sangat bergantung pada jenisnya, tetapi
akan selalu lebih kecil dari pada ukuran mulut kantong.
Tumbuhan ini memproduksi beberapa
kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong
diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga
atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan
dia ‘makan’. Pada dinding dalam kantong terdapat sejumlah bulu, penulis
menduga bulu-bulu ini berfungsi sebagai alat peraba/ sensor. Sekali
serangga (dan atau binantang lain) hinggap di bibir mulut kantong yang
atraktif tersebut, pasti akan tergelincir ke dalam kantong, terbenam ke
dalam mangkuk bercairan kental dan lengket, dan dia tidak akan bisa
keluar dalam keadaan hidup-hidup. Kemudian di dalam kantong itu juga,
tumbuhan ini mencerna binatang tersebut. Kita dapat menemukan bahwa
sejumlah besar kerangka serangga dan binatang lain dijumpai pada
kantong, ini dapat membuktikan betapa efektifnya perangkap tersebut.
Dari pengamatan yang pernah penulis
lakukan dan ditambah dari beberapa ereferensi, setidaknya ada 68 jenis
binatang dapat terperangkap di dalam kantong, ternasuk laba-laba besar
dan kepiting. Ken Rubeli melaporkan, pada beberapa jenis Nepenthes juga
dijumpai kerangka binatang berukuran lebih besar, seperti katak, burung
bahkan tikus. Walaupun begitu, menurut Rubeli juga, air pada kantong
semar tersebut masih aman untuk dikonsumsi manusia.***
Referensi:
- POLUNIN, I. 1988. Plants and Flowers of Malaysia. Tien Wah Press, Singapore.
- RUBELI, K. 1986. Tropical Rain Forest in South-East Asia: a Pictorial Journey.
Tropical Press SDN-BHD, Kuala Lumpur. - De WILDE. W.J.J.O. and DUYFJES, B.E.E. 1996. Vegetations, Floristics and Plants Biogeography in Gunung Leuser National Park. in: Leuser a Sumatran Sanctuary (van Schaik C.P and Supriyatna, J. eds.) Y.B.S.H.I. Depok.
0 komentar:
Posting Komentar